MENGAPA ORANG KAFIR DIBERI REZEKI ?
Oleh : Abu Akmal Mubarok
Kita
terkadang mendengar pertanyaan mengapa orang kafir kaya-kaya sedangkan orang
Islam yang sholat malah miskin-miskin? Sebenarnya orang muslim dan sholat yang
kaya juga banyak. Namun lebih banyak lagi adalah orang kafir yang kaya.
Penjelasan mengenai hal ini ada beberapa sebab :
1.
Karena Sifat Rahman Allah
Sesungguhnya
Allah memiliki sifat Rahman dan Rahiim. Perbedaan antara Rahman dan Rahiim adalah
bahwa sifat Rahman itu adalah kasih Allah pada semua manusia, tidak pandang ia
beriman atau kafir. Namun Rahman Allah itu hanya sebatas di dunia saja.
Selama di dunia, orang beriman maupun orang kafir semuanya mendapatkan rezeki,
semuanya mendapatkan udara dan sinar matahari gratis. Sedangkan Rahiim adalah
kasing sayang Allah hanya untuk orang beriman saja kelak di akhirat.
Kepada
masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu Kami berikan
bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. (Q.S. Al-Israa’ [17] : 20)
Perhatikanlah
ayat di atas kedua golongan itu sama-sama diberi bantuan. Siapakah kedua
golongan itu? Lihatlah 2 ayat sebelumnya.
Golongan
pertama, adalah orang yang menginginkan kehidupan di dunia. Mereka bahkan
disegerakan diberi keduniawaian sebagaimana yang mereka minta.
Barangsiapa
menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia
itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan
baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.
(Q.S.
Al-Israa’ [17] : 19)
Golongan
kedua, adalah orang yang menginginkan akhirat dan berusaha sungguh2 ke arah
itu. Mereka diberi kesenangan akhirat sebagaimana yang mereka minta.
Dan barangsiapa
yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan
sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang
yang usahanya dibalasi dengan baik (Q.S. Al-Israa’ [17] : 19)
Dan baik
muslim maupun non-muslim, yang satu dilebihkan rezekinya, dilebihkan
kekuasaannya, dilebihkan kesenangannya dibanding yang lain. Artinya orang
muslim ada yang miskin, setengah kaya, kaya dan kaya sekali. Demikian pula
orang kafir juga ada yang miskin, setengah kaya, kaya dan kaya sekali.
Perhatikanlah
bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan
pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya (Q.S. Al-Israa’ [17] : 21)
Maka dalam
sebuah hadits diceritakan bahwa betapa Allah itu sangat Rahman dan sabar atas
kelaliman hambanya, karena setiap hari manusia durhaka kepada Allah, dan
kebanyakan manusia menyangka yang tidak benar kepada Allah namun Allah tetap
memberi mereka rezeki :
Telah
menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah Telah menceritakan kepada kami Al A’masy
dari Sa’id bin Jubair dari Abu Abdurrahman As Sulami dari Abu Musa ia berkata;
Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak ada yang lebih sabar atas suatu hinaan
daripada Allah ‘azza wajalla. Dia dipersekutukan dan dituduh mempunyai anak,
namun dengan kesemuanya Dia yang memberi kecukupan, menolak bala` dari mereka
dan memberi rezeki pada mereka.” (H.R. Ahmad No. 18807)
Namun Allah
mengingatkan bahwa yang pasti adalah kehidupan akhirat itu lebih tinggi dan
lebih besar kesenangannya dibanding kehidupan dunia yang paling senang
sekalipun. Kehidupan akhirat itu lebih nikmat daripada yang paling nikmat
sekalipun.
2. Karena
Dunia ini Remeh Di Mata Allah
Suatu hari
Rasulullah s.a.w. bersama para sahabat melewati bangkai seekor keledai. Lalu
Rasulullah s.a.w. bertanya : “Apakah kalian jijik dengan bangkai keledai
itu?” Sahabat menjawab : “Ya”. Rasulullah SAW bersabda : “Seandainya bukan
karena dunia ini dalam pandangan Allah lebih remeh dari pada bangkai keledai
itu niscaya Allah tak akan rela memberikan dunia ini kepada orang kafir”
Demikianlah
dunia di mata Allah ini amat sangat remeh dan menjijikkan maka janganlah kaum
beriman iri dengan dunia yang berada dalam genggaman orang-orang kafir karena
sesungguhnya itu adalah istidraj, yaitu penguluran waktu dan kesenangan yang
sedikit.
Kedua karena
remehnya dunia, maka Allah di sini berlaku rumus : siapa yang menginginkan
dunia baik itu kafir atau muslim akan diberikan dunia sesuai dengan kadar
usahanya, sesuai dengan kadar ikhtiarnya
Barangsiapa
yang menghendaki kehidupan dunia (semata) dan perhiasannya, niscaya Kami
berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan
mereka di dunia itu tidak akan dirugikan Itulah orang-orang yang tidak
memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang
telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan (Q.S. Huud [11] : 16)
Barang siapa
menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan
barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala
akhirat itu (Q.S.
Ali-Imran [3] : 146)
3.
Bagi Yang Mengejar Dunia Akan Memperoleh Sesuai Ikhtiarnya
Bagi orang
yang menginginkan dunia, maka baik kafir maupun muslim akan dikenai rumus yang
sama. Yaitu akan diberi dunia sesuai dengan kadar usahanya, sesuai dengan
kepandaian dan kerja kerasnya.
Maka wajar
saja jika orang kafir mendapatkan lebih banyak karena mereka bekerja lebih
banyak. Orang kafir bekerja siang malam untuk dunia, sedangkan orang muslim
sholat
Kami biarkan
mereka (orang kafir itu)) bersenang-senang (dengan kehidupan duniawi) sebentar,
kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras (Q.S. Luqman[31] :24)
Maka
biarkanlah mereka tenggelam (dalam kebatilan) dan bermain-main sampai mereka
menjumpai hari yang diancamkan kepada mereka (Q.S. Al-Ma’arij [70] : 42)
Allah
memberi rezeki kepada hambaNya sesuai dengan kegiatan dan kemauan kerasnya
serta ambisinya. (H.R.
Aththusi)
Demikian
pula orang kafir menghalalkan segala cara, bisa menyogok, menipu, manipulasi
yang penting mendapat untung lebih besar. Sedangkan orang beriman tak bisa
melakukan segala cara, tak mau menipu, tak mau mengurangi timbangan, maka bisa
jadi labanya lebih kecil namun lebih berkah.
Dari Abu
Hurairah r.a. katanya Nabi s.a.w. bersabda : “dunia ini penjara bagi orang
beriman (karena dibatasi kesenangannya) dan surga bagi bagi orang kafir (karena
bebas menuruti hawa nafsunya)”. (H.R. Muslim Jilid 2 No. 308)
4.
Sebagian Keunggulan Itu Karena Ketetapan Allah
Sebagian
dari keunggulan orang kafir itu sebagai sebuah ketetapan Allah dan skenario
Allah. Namun itu pun tidak berarti akan selamanya demikian. Apabila kebatilan
itu merajalela dan kekafiran memiliki kekuasaan, itu hanyalah istidraj yang
akhirnya kebatilan itu akan dikalahkan dan kekafiran itu pun akan dilenyapkan.
Dan
sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al Kitab (Taurat), kekuasaan
dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezki-rezki yang baik dan Kami
lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). (Q.S. Al-Jatsiyah [45] :16)
Bani Israil
dilebihkan atas bangsa-bansa lain karena itu ketetapan Allah namun kelebihan
ini ternyata tidak dimanfaatkan untuk urusan yang baik bahkan sebaliknya mereka
menyombongkan diri dan menggunakan kelebihan mereka untuk berbuat kerusakan di
muka bumi, maka ini adalah istidraj
5. Sebagian
Keunggulan Itu Karena Pergiliran
Jika saat
ini dikatakan orang kafir lebih unggul dari pada orang beriman, diantaranya
karena sunatullah dimana kemenangan dan kekalahan, kejayaan dan kemunduran itu
dipergilirkan antara orang beriman dan orang kafir.
Dan masa
(kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka
mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman
(dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai)
syuhada’ (Q.S. Ali
Imran [3] :140)
Pada masa
Rasulullah SAW, Romawi dan Persia adalah 2 super power yang menguasai dunia.
Lalu bandul beralih ke pihak kaum muslimin. Lebih dari 7 abad umat Islam
menguasai peradaban dunia, keunggulan materi maupun ilmu
pengetahuan dan spiritual berada di tangan umat Islam. Tapi memasuki abad
ke-19 sampai abad ke 21 ini bandul kembali beralih ke arah kaum kafir. Namun
semua umat itu ada ajalnya baik muslim maupun non muslim.
Tiap-tiap
umat mempunyai batas waktu maka apabila telah datang waktunya mereka
tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula)
memajukannya (Q.S.
Al-A’raaf [7] :34)
Maka nanti
akan datan kembali giliran umat Islam untuk meraih kemenangan dan memimpin
dunia
Kemudian
Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami
membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok
yang lebih besar (Q.S.
Al-Israa’ [17] : 7)
6. Walau
Berbeda Namun Kekafiran Bersatu Melawan Kaum Beriman
Orang kafir
itu semakin kaya dan bahkan diberi kekuasaan oleh Allah maka mereka dengan
kekayaan dan kekuasaannya itu digunakan untuk mendukung kebathilan dan
digunakan untuk membuat kekafiran semakin kukuh di muka bumi ini. Benar,
hal ini telah disadari oleh Allah bahkan Allah berfirman bahwa harta orang
kafir itu akan digunakan untuk menyokong kekafiran mereka.
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari
jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi
mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang
kafir itu dikumpulkan (Q.S. Al-Anfal [8] : 36)
Orang kafir
itu bermacam-macam, ada yang tak percaya Tuhan sama sekali, atheis, ada juga
kaum musyrik penyembah api, dewa-dewa, dan ada juga ahlul kitab yang telah jauh
dari ajaran aslinya. Walaupun berbeda-beda ideologinya namun mereka merasa
memiliki musuh bersama yaitu muslim.
Dan
Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi
sebagian yang lain (Q.S.
Al-Jatsiyah [45] : 19)
7. Sebagian
Ujian Bagi Orang Beriman
Salah satu
hikmah dibalik diberinya kekuatan, kekayaan dan kekuasaan kepada orang kafir
dan musuh-musuh Allah adalah karena mereka diperankan oleh Allah sebagai ujian
bagi orang yang beriman dan musuh bagi kebenaran.
Kamu
sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu
sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan
dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati. (Q.S. Ali
Imran [3] : 186)
Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah
beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? (Q.S. Al-Ankabut [29] : 2)
Dengan ujian
ini Allah menyisihkan orang yang munafik dari orang yang beriman, emas sepuhan
dari emas murni dan loyang dari besi.
“Allah
Sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu
sekarang ini, hingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dengan yang baik
(mu’min)…” (Q.S. Ali
Imran [3] : 179)
Dan
sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta (Q.S. Al-Ankabut [29] : 3)
8. Sebagian
Sparing Partner (Lawan) Orang Beriman
Allah
menjadikan orang-orang kafir itu musuh bagi orang beriman sehingga dengan itu
orang beriman mendapatkan pahala dakwah, pahala jihad bahkan pahala syahid. Maka
bagaimana mungkin orang kafir itu bisa menjadi musuh (lawan) dan ujian
bagi orang beriman jika mereka tidak memiliki keunggulan, kekayaan dan
kekuasaan ?
demikianlah
Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis)
manusia dan (dan jenis) jin (Q.S. Al-An’aam [6] :112)
Dan seperti
itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang
berdosa (Q.S.
Al-Furqon [25] :31)
Demikianlah
maka orang berdosa pun mereka mendapatkan rezeki bahkan semakin bertambah kekayaan
mereka sebagai ujian bagi orang beriman. Tentu sebagai konsekuensinya
orang-orang yang berdosa itu kemudian berfoya foya dan bersenang-senang
dengan kekayaan yang melimpah itu.
Seorang
mukmin meskipun dia masuk ke dalam lubang biawak, (tetap saja) Allah akan
menentukan baginya orang yang akan mengganggunya (H.R. Al-Bazzaar)
9. Karena
Istidraj
Orang kafir
diberi rezeki berlimpah diantaranya karena istidraj, yaitu sebuah uluran waktu
akan adzab yang akan menimpanya di akhirat kelak akibat kekafirannya. Maka
Allah biarkan mereka bersenang-senang dengan dunia, karena dunia ini surga bagi
orang kafir sedangkan di akhirat sudah pasti berakhir di neraka.
Umar bin
Khattab r.a. berkata pada Rasulullah s.a.w. : “Berdoalah wahai Rasulullah
untuk kelapangan umatmu karena orang Persia dan Romawi telah dilapangkan bagi
mereka, padahal mereka tidak menyembah Allah” Beliau s,a,w, meluruskan duduknya
kemudian bersabda : “Apakah ada keraguan pada dirimu wahai Ibnul Khattab?
Mereka adalah kaum yang disegerakan kesenangan mereka dalam kehidupan dunia
(istidraj)” (H.R. Ahmad No. 217)
10.
Istidraj Itu Harus Lebih Kaya Dunia Daripada Orang Beriman
Cobalah kita
renungkan filosofi ini. Ketika kita memahami bahwa “istidraj” itu adalah sebuah
penguluran dan tipuan dari Allah agar orang semakin lalai dan tenggelam dalam
kesesatannya, maka adalah sebuah keniscayaan jika secara materi dan duniawi,
orang yang “istidraj” lebih unggul daripada yang “tidak istidraj”.
Maka
janganlah harta dan anak-anak mereka (kaum musyrikin) membuatmu kagum.
Sesungguhnya Allah bermaksud dengan hal itu untuk menyiksa mereka dalam
kehidupan dunia dan kelak akan mati dalam keadaan kafir (Q.S. Taubah [9] : 55)
Bagaimana
tidak? Jika tujuan istidrah itu membuat orang lalai tentu harus dibuat bahwa
yang memperoleh istidraj itu merasa lebih baik tetap dalam kekafirannya
ketimbang menjadi orang beriman. Jika orang yang beriman itu selalu lebih
unggul secara materi duniawi, maka istidraj itu menjadi kehilangan fungsinya.
Orang kafir akan sadar dan insyaf jika melihat bahwa orang yang beriman selalu
lebih sejahtera di dunia. Maka mengertilah kita, justru karena Allah
menghendaki dibukakan dunia itu menjadi istidraj, maka pasti dia lebih unggul
daripada orang beriman.
Dan
janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian
kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada
bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada
bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari
karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Q.S. An-Nisaa [4] : 32)
seteteshidayah.wordpress.com
0 komentar:
Post a Comment